Hari Sejarah Nasional

latar belakang historiografi modern, penetapan hari Peringatan Sejarah Indonesia, lomba kesejarahan


Perdebatan Sejarah

Perdebatan tentang sejarah telah dimulai sejak sebelum masa kemerdekaan. Perbedaan pandangan terhadap kesejarahan tercatat muncul pada tahun 1928. Saat itu Bung Hatta mengecam sekolah-sekolah pemerintah kolonial yang hanya mengajarkan sejarah para pahlawan Belanda. Pahlawan-pahlawan tersebut diperkenalkan dengan bangga seolah-olah merekalah yang berjasa dalam merumuskan kebanggaan kultural Indonesia.
Peringatan Sejarah Indonesia

Pengamat sejarah asing, De Graaf tahun 1940, pun pernah mengungkapkan kecenderungan Neerlando-sentris di wilayah Hindia Belanda (istilahnya untuk Indonesia), menurutnya sekalipun di Pulau Jawa banyak orang asing yang menetap, sesungguhnya Jawa masih memiliki sejarahnya sendiri.

Historiografi Modern Indonesia

Maklumat Hari Sejarah Indonesia telah digelar pada hari Selasa, 6 Mei 2014 di Kota Yogyakarta, tempat dilaksanakannya Seminar Nasional Sejarah tahun 1957 yang melahirkan historiografi modern Indonesia (tradisi Indonesia-sentris). Disepakatilah Hari Sejarah Indonesia yang diharapkan akan menjadi menjadi momen untuk mengembangkan kesejarahan baik secara kuantitas maupun kualitas dalam meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.

Untuk selanjutnya Hari Sejarah Indonesia diharapkan akan diperingati setiap tanggal 14 Desember, ditetapkannya tanggal tersebut sebagai peringatan tanggal dimulainya Seminar Sejarah Nasional tahun 1957.

Peringatan Hari Sejarah 2015

Kini, dalam rangka Peringatan Hari Sejarah, yang diusulkan untuk ditetapkan pada tanggal 14 Desember setiap tahunnya, Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terlibat aktif dalam perlombaan kesejarahan, yaitu: